Keselamatan di Jalan Raya
Sejak
belakangan ini, tingkat kecelakaan jalan raya semakin meningkat.Banyak nyawa
korban dalam tragedi tersebut. Oleh karena itu, kita seharusnya waspada dan
berusaha mengurangi tingkat kecelakaan di jalan raya itu. Langkah-langkah salah
satu usaha mengurangkan tingkat kecelakaan jalan raya adalah dengan memberi
pendidikan tentang peraturan di jalan raya kepada siswa. Contohnya melalui mata
pelajaran PKJR [Pendidikan Keselamatan Jalan Raya], siswa diberikan informasi
tentang maksud simbol-simbol pada papan keselamatan jalan raya dan
langkah-langkah keselamatan yang harus diambil ketika berada di jalan raya.Ini
dapat meningkatkan kesadaran siswa tentang pentingnya menjaga keselamatan di
jalan raya. Di samping itu, kita hendaklah menjadi pengguna jalan raya yang
baik tertib dan mematuhi peraturan yang ada. Meningkatnya kemacetan pada jalan
perkotaan maupun jalan luar kota yang diakibatkan bertambahnya kepemilikan
kendaraan, terbatasnya sumberdaya untuk pembangunan jalan raya, dan belum
optimalnya pengoperasian fasilitas lalu lintas yang ada, merupakan persoalan
utama di banyak negara. Telah diakui bahwa usaha benar diperlukan bagi
penambahan kapasitas, dimana akan diperlukan metode efektif untuk perancangan
dan perencanaan agar didapat nilai terbaik bagi suatu pembiayaan dengan
mempertimbangkan biaya langsung maupun keselamatan dan dampak lingkungan.
Jaringan jalan raya merupakan prasarana transportasi darat yang memegang
peranan yang sangat penting dalam sektor perhubungan terutama untuk kesinambungan
distribusi barang dan jasa.Keberadaan jalan raya sangat diperlukan untuk
menunjang laju pertumbuhan ekonomi seiring dengan meningkatnya kebutuhan sarana
transportasi yang dapat menjangkau daerah-daerah terpencil yang merupakan
sentra produksi pertanian. Namun keselamatan lalu lintas merupakan suatu
program untuk menurunkan angka kecelakaan beserta seluruh akibatnya, karena
kecelakaan mengakibatkan pemiskinan terhadap keluarga korban kecelakaan ,
karena sebagian besar kejadian kecelakaan lalu lintas diakibatkan karena faktor
manusia, sehingga langkah untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam berlalu
lintas, khususnya pengguna sistem lalu lintas dapat dilakukan melalui:
1.
Pendidikan
a)
Pendidikan mulai berlalu lintas sejak seorang anak masuk sekolah taman
kanak-kanak
b)
Penyuluhan melalui media masa
c)
Pusat Pendidikan Keselamatan Lalu Lintas (PPKL)
2.
Perbaikan peraturan perundangan
a)
Tata cara mengemudi
b)
Penegakan hukum
A.
Pengertian Jalan
Berdasarkan
UU RI No 38 Tahun 2004 tentang jalan, disebutkan jalan adalah prasarana
transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan
pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada
pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau
air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan
jalan kabel; Sedang berdasarkan UU RI No 22 Tahun 2009 tentang Lalu lintas dan
Angkutan Jalan yang diundangkan setelah 88 1o mendefnisikan jalan adalah seluruh bagian
jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi
lalu lintas umum, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di
bawah permukaaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan
rel dan jalan kabel. Prasarana lalu lintas dan angkutan jalan adalah ruang lalu
lintas, terminal dan perlengkapan jalan yang meliputi marka, rambu, alat
pemberi isyarat lalu lintas, alat pengendali dan pengaman pengguna jalan, alat
pengawasan dan pengamanan jalan serta fasilitas pendukung.
B.
Pengertian Jalan Raya Jalan raya ialah jalan utama yang menghubungkan satu
kawasan dengan kawasan yang lain. Biasanya jalan besar ini mempunyai ciri-ciri
berikut.
1.
Digunakan untuk kendaraan bermotor
2.
Digunakan oleh masyarakat umum
3.
Dibiayai oleh perusahaan Negara
4.
Penggunaannya diatur oleh undang-undang pengangkutan
C.
Pengertian Keselamatan di Jalan Raya Suatu upaya mengurangi kecelakaan dengan
memperhatikan faktor-faktor penyebab kecelakaan, seperti prasarana, faktor
sekeliling, sarana, manusia, dan rambu atau peraturan.
D.
Klasifkasi Jalan Raya Berdasarkan 8ndang-undang 1o. jalan dapat diklasifkasikan menjadi ,
yaitu jalan menurut fungsi, terdiri dari :
1.
Jalan Arteri
a.
Jalan Arteri Primer adalah ruas jalan yang menghubungkan antarkota jenjang
kesatu yang berdampingan atau menghubungkan kota jenjang kesatu dengan kota
jenjang kedua (R. Desutama. 2007). Jika ditinjau dari peranan jalan maka persyaratan
yang harus dipenuhi oleh Jalan Arteri Primer adalah sebagaimana berikut.
1)
Kecepatan rencana > 60 km/jam.
2)
Lebar badan jalan > 8,0 m.
3)
Kapasitas jalan lebih besar dari volume lalu lintas rata-rata.
4)
Jalan masuk dibatasi secara efsien sehingga kecepatan rencana dan kapasitas
jalan dapat tercapai.
5)
Tidak boleh terganggu oleh kegiatan lokal, lalu lintas lokal.
6)
Jalan primer tidak terputus walaupun memasuki kota.
b.
Jalan Arteri Sekunder adalah ruas jalan yang menghubungkan kawasan primer
dengan kawasan sekunder kesatu atau menghubungkan kawasan sekunder kesatu
dengan kawasan sekunder lainnya atau kawasan sekunder kesatu dengan kawasan
sekunder kedua. Jika ditinjau dari peranan jalan maka persyaratan yang harus
dipenuhi oleh Jalan Arteri Sekunder sebagaimana di bawah ini.
1)
Kecepatan rencana > 30 km/jam.
2)
Lebar jalan > 8,0 m.
3)
Kapasitas jalan lebih besar atau sama dari volume lalu lintas rata-rata.
4)
Tidak boleh diganggu oleh lalu lintas lambat.
2.
Jalan Kolektor Jalan Kolektor Primer adalah ruas jalan yang menghubungkan
antarkota kedua dengan kota jenjang kedua, atau kota jenjang kesatu dengan kota
jenjang ketiga. (R. Desutama. 2007). Jika ditinjau dari peranan jalan maka
persyaratan yang harus dipenuhi oleh Jalan Kolektor Primer adalah seperti
berikut. 1) Kecepatan rencana > 40 km/jam. 2) Lebar badan jalan > 7,0 m.
3)
Kapasitas jalan lebih besar atau sama dengan volume lalu lintas rata-rata.
4)
Jalan masuk dibatasi secara efsien sehingga kecepatan rencana dan kapasitas
jalan tidak terganggu.
5)
Tidak boleh terganggu oleh kegiatan lokal, lalu lintas lokal.
6)
Jalan kolektor primer tidak terputus walaupun memasuki daerah kota. Jalan
Kolektor Sekunder adalah ruas jalan yang menghubungkan kawasan
sekunder
kedua dengan kawasan sekunder lainnya atau menghubungkan kawasan sekunder kedua
dengan kawasan sekunder ketiga. Jika ditinjau dari peranan jalan maka
persyaratan yang harus dipenuhi oleh Jalan Kolektor Sekunder adalah :
a)
kecepatan rencana > 20 km/jam, dan
b)
lebar jalan > 7,0 m.
3.
Jalan Lokal Jalan Lokal Primer adalah ruas jalan yang menghubungkan kota
jenjang kesatu dengan persil, kota jenjang kedua dengan persil, kota jenjang
ketiga dengan kota jenjang ketiga lainnya, kota jenjang ketiga dengan kota
jenjang di bawahnya (R. Desutama, 2007). Jika ditinjau dari peranan jalan maka
persyaratan yang harus dipenuhi oleh Jalan Lokal Primer sebagaimana berikut.
a)
Kecepatan rencana > 20 km/jam.
b)
Lebar badan jalan > 6,0 m.
c)
Jalan lokal primer tidak terputus walaupun memasuki desa Jalan Lokal Sekunder
adalah ruas jalan yang menghubungkan kawasan sekunder kesatu dengan perumahan, atau
kawasan sekunder kedua dengan perumahan, atau kawasan sekunder ketiga dan
seterusnya dengan perumahan. Jika ditinjau dari peranan jalan maka persyaratan
yang harus dipenuhi oleh Jalan Lokal Sekunder seperti di bawah ini.
a)
Kecepatan rencana > 10 km/jam.
b)
Lebar jalan > 5,0 m.
4.
Jalan Lingkungan Jalan Lingkungan adalah merupakan jalan umum yang berfungsi
melayani angkutan lingkungan
E.
Jenis Aktivitas di Jalan Raya
1.
Aktivitas Pejalan Kaki Pejalan kaki adalah istilah dalam transportasi yang
digunakan untuk menjelaskan orang yang berjalan di lintasan pejalan kaki baik
di pinggir jalan, trotoar, lintasan khusus bagi pejalan kaki ataupun
menyeberang jalan. Untuk melindungi pejalan kaki dalam berlalu lintas, pejalan
kaki wajib berjalan pada bagian jalan dan menyeberang pada tempat penyeberangan
yang telah disediakan bagi pejalan kaki.
a.
Kewajiban pejalan kaki
1)
Berjalan pada bagian jalan yang diperuntukkan bagi pejalan kaki, atau pada
bagian jalan yang paling kiri apabila tidak terdapat bagian jalan yang
diperuntukkan bagi pejalan kaki;
2)
Menggunakan bagian jalan yang paling kiri apabila membawa kereta dorong;
3)
Menyeberang di tempat yang telah ditentukan. Dalam hal tidak terdapat tempat
penyeberangan yang ditentukan, pejalan kaki dapat menyeberang ditempat yang
dipilihnya dengan memperhatikan keselamatan dan kelancaran lalu lintas.
Rombongan pejalan kaki di bawah pimpinan seseorang harus mempergunakan lajur
paling kiri menurut arah lalu lintas. Pejalan kaki yang merupakan penyandang
cacat tuna netra wajib mempergunakan tanda-tanda khusus yang mudah dikenali
oleh pemakai jalan lain.
b.
Kawasan pejalan kaki Kawasan pejalan kaki adalah kawasan yang khusus
diperuntukkan bagi pejalan kaki, kendaraan pribadi dilarang masuk ke kawasan
ini, di kawasan ini pejalan kaki yang diutamakan.Kawasan ini biasanya di bangun
di daerah pertokoan, kawasan wisata. Salah satu contoh di Jakarta adalah
dikawasan Pasar Baru.
2.
Aktivitas Bersepeda Bersepeda merupakan salah satu model transportasi darat
yang menggunakan sepeda. Sepeda pertama kali diperkenalkan pada abad ke-19
Masehi.Banyak penggemar sepeda yang melakukan kegiatan .Orang yang
mempergunakan sepeda sebagai modal transportasi rutin juga dapat disebut
komuter.Penggunaan sepeda sebagai model transportasi rutin tidak hanya
dilakukan oleh pekerja yang bekerja di sektor nonformal, tetapi juga dilakukan
oleh pekerja yang bekerja di sektor formal. Para pekerja di sektor formal yang
menggunakan sepeda sebagai moda transportasi rutin ini sebagian besar tergabung
dalam komunitas pekerja bersepeda atau yang dikenal dengan nama Bike To Work
Indonesia (B2W Indonesia). Selain para pekerja, sepeda juga banyak digunakan
oleh anak sekolah. Selain karena tidak membutuhkan biaya tambahan, bersepeda
juga dapat dilakukan di jalan yang kurang bagus sekali pun. Bersepeda bagi anak
sekolah juga dapat mengurangi bahaya kecelakaan dalam berkendara dan berlalu
lintas.
a.
Cara bersepeda yang baik di jalan raya
1)
Berpakaianlah dengan benar. Pakailah helm dan pakaian berwarna terang. Pada
musim hujan, gunakan jas hujan yang tidak mengganggu kenyamanan, keseimbangan,
dan kendali Anda di atas sepeda.
2)
Patuhi rambu dan peraturan lalu lintas. Tak ada bedanya dengan pengguna jalan
yang lain, bersepeda di jalan raya juga harus mematuhi rambu dan peraturan lalu
lintas.
3)
Jangan pernah bersepeda melawan arus jalan. Pengemudi kendaraan bermotor tak
akan memperhatikan sepeda yang melaju di jalur jalan yang salah.
4)
Pakailah helm, jangan menggunakan piranti headphone (dari walkman maupun
handphone ). Menurut beberapa penelitian telinga yang tertutup rapat bisa
mengurangi keawasan keadaan sekelilingnya.
5)
Untuk itu, sebaiknya kedua tangan siap untuk mengerem. Anda mungkin tak bisa
langsung berhenti jika mengerem hanya dengan satu tangan. Jangan bersepeda
terlalu dekat di belakang kendaraan lain, dan pada musim hujan selalu siapkan
jarak aman pengereman karena rem selalu menurun efsiensinya manakala basah.
6)
Perhatikan jalan di samping dan belakang Anda. Belajarlah memindai keadaan
jalan di samping dan di belakang Anda tanpa harus kehilangan keseimbangan dan
kendali pada sepeda.
7)
Jangan menyalip dari kiri. Pengemudi kendaraan bermotor biasanya tidak akan
menduga kalau ada sepeda yang menyalip dari kiri.
8)
Jangan melewati garis pembatas jalan. Manakala menyalip, pastikan Anda tidak
melewati garis pembatas jalan. Demikan juga manakala lalu lintas dalam keadaan
padat.
9)
Gunakan lampu di malam hari. Selain membantu Anda melihat arah dan kondisi
jalan, lampu membantu pengemudi kendaraan lain di depan untuk melihat
keberadaan Anda. Tambahkan juga lampu di bagian belakang sepeda, atau
sekurang-kurangnya reĆektor.
10)
Gunakan tangan Anda untuk memberi tanda. Gunakan tangan untuk memberi tanda
kepada pengguna jalan lain tentang ke arah mana Anda akan melaju. Ini memang
aturan tak tertulis bagi pengguna sepeda, tetapi penting bagi keamanan Anda
sendiri.
11)
Rawat dan jagalah kondisi sepeda Anda. Lakukan perawatan rutin sehingga sepeda
Anda bisa berjalan dengan aman dan nyaman. Gantilah rem dan ban secara berkala.
Merawat sepeda itu mudah, Anda bisa belajar dan melakukannya sendiri.
b.
Beberapa kesalahan bersepeda di jalan raya
1)
Posisi sadel. Kesalahan pertama dan cukup sederhana berkaitan dengan posisi
sadel. Para goweser pemula memiliki anggapan bahwa sadel lebih enak berada di
posisi yang rendah. Tujuannya tak lain adalah jika kehilangan keseimbangan,
maka kaki bisa segera menginjak tanah. Sepintas lalu sepertinya pemikiran ini
sangatlah tepat namun sesungguhnya hal tersebut merupakan suatu kesalahan.
Posisi sadel yang terlampau rendah sesungguhnya akan membuat goweser menjadi
lebih cepat lelah. Tenaga akan lebih banyak terkuras karena goweser harus
mengayuh pedal dengan kekuatan yang berlebihan. Karena itu sebaiknya atur
posisi sadel pada posisi yang tepat dan nyaman, tidak terlalu rendah ataupun
tidak terlalu tinggi.
2)
Posisi telapak kaki. Posisikan telapak kaki pada pedal dengan posisi yang
tepat. Hindari mengayuh dengan tumit ataupun bagian tengah telapak kaki sebab
posisi telapak kaki seperti ini membuat tenaga tidak bisa optimal.
3)
Penggunaan gir. Goweser pemula pada umumnya malas memindahkan gir. Gir yang
seringkali diubah hanyalah gir bagian belakang, sementara gir bagian depan
diabaikan. Kebiasaan ini bisa beresiko menyebabkan rantai keluar dari gir atau
rantai menjadi lebih cepat rusak.
4)
Rambu-rambu lalu lintas. Rambu-rambu lalu lintas di jalan raya tentunya
diperuntukkan bagi semua pengguna jalan termasuk goweser. Sayangnya, cukup
banyak para goweser pemula yang mengabaikan lampu merah dan memilih menerobos
saat lampu merah menyala. Tentu saja ini suatu kesalahan yang bisa membahayakan
goweser sendiri dan pengguna jalan lainnya.
5)
Saat berbelok. Salah satu dari 9 kesalahan yang biasa dilakukan goweser pemula
terjadi saat hendak berbelok. Memang sepeda tidak dilengkapi dengan sistem yang
bisa memberikan tanda kepada pengendara lainnya bahwa goweser hendak berbelok.
Tetapi bukan berarti goweser tak perlu memberikan tanda ketika akan berbelok.
Gunakan tangan untuk memberi tanda kepada pengendara lainnya jika hendak
berbelok demi menjaga keselamatan sendiri dan juga orang lain.
6)
Penggunaan lampu di malam hari. Saat bersepeda di malam hari, banyak goweser
yang mengabaikan penggunaan lampu. Padahal lampu sangatlah penting untuk
menjaga keselamatan goweser. Sebaiknya nyalakan lampu di bagian belakang dan di
bagian depan sepeda. Lampu-lampu ini bisa diperoleh dengan mudah di toko-toko
sepeda.
7)
Kostum. Jika ingin menempuh rute bersepeda yang jauh, sebaiknya gunakan kostum
yang nyaman. Hindari mengenakan pakaian yang terlalu tertutup dan tebal sebab
kostum seperti ini akan membuat goweser mudah berkeringat. Keadaan tersebut
bisa memicu terjadinya dehidrasi.
8)
Minuman. Tak banyak goweser pemula yang membawa botol berisi air saat sedang
bersepeda. Padahal asupan air selama bersepeda sangatlah diperlukan terlebih
jika goweser menempuh jarak yang jauh. Sebaiknya setiap goweser membawa botol
yang berisi air untuk menghindari dehidrasi selama bersepeda.
3.
Aktivitas Berkendaraan Menggunakan Bus Bus adalah kendaraan besar beroda,
digunakan untuk membawa penumpang dalam jumlah banyak.Istilah bus ini berasal
dari bahasa Latin, omnibus, yang berarti "(kendaraan yang berhenti) di
semua (perhentian)".
a. Tempat perhentian bus atau halte bus atau shelter atau
stopan bus (dari bahasa Inggrisnya bus stop) adalah tempat untuk menaikkan dan
menurunkan penumpang bus, biasanya ditempatkan pada jaringan pelayanan angkutan
bus. Di pusat kota ditempatkan pada jarak 300 sampai 500 m dan di pinggiran
kota antara 500 sampai 1000 m. Semakin banyak penumpang yang naik turun di
suatu tempat perhentian bus semakin besar dan semakin lengkap fasilitas yang
disediakan. Untuk tempat perhentian yang kecil cukup dilengkapi dengan rambu
lalu lintas saja, dan untuk perhentian yang besar bisa dilengkapi dengan atap
dan tempat duduk, bahkan bila diperlukan dapat dilengkapi dengan kios kecil
untuk menjual surat kabar, atau rokok. Jarak antar tempat perhentian tergantung
kepada lokasinya di pusat kota dengan kegiatan yang tinggi disarankan 400 m
ataupun kurang dari itu sedang di pinggiran kota dengan kerapatan yang rendah
dapat ditempatkan pada jarak antara 600 sampai 1000 m. Untuk mendapatkan jarak
antara yang optimal disarankan menggunakan modelling perencanaan angkutan umum
b. Berikut adalah cara dan menggunakan bus atau angkot,
1) Bertanyalah mengenai rute bus atau angkot kepada teman
sekolah, kuliah atau kerja anda. Kalau anda malu, bertanyalah kepada orang tua
di rumah anda atau paman google. Semua bus atau angkot memiliki kode angka atau
huruf yang mewakili rute yang dilalui. Misal, Bus Patas AC yang beredar di
Jakarta dengan kode P11 memiliki rute pulang pergi (PP) dari terminal Pulo
Gadung sampai Lebak Bulus (vis versa).
2) Berdirilah di halte atau pinggir jalan. Ini penting,
di sinilah Anda akan memulai petualangan Anda. Bila bus atau angkot yang Anda
maksud melaju sekitar 10 meter ke arah Anda, lambaikan tangan kiri Anda sebagai
tanda stop!
3) Selalu naik dengan kaki kanan dan turun dengan kaki
kiri. Bila akan naik, fokus dan pijaklah tumpuan pertama bus/angkot dengan kaki
kanan yang merupakan tumpuan paling kuat. Selain itu, bertumpu pada kaki kanan
pada pintu bus sebelah kiri menyelaraskan momentum gerak tubuh dan kendaraan.
4) Siapkan uang pecahan kecil dan jangan malu atau takut bertanya ongkos.
Sistem pembayaran bus atau angkutan kota di Indonesia sebagian besar masih
sangat kuno, yaitu kita diharuskan membayar ke sopir atau kondektur. Tarifnya
pun sering tidak jelas, diukur berdasarkan jarak tempuh yang tidak jelas
parameternya. Ketika ada kenaikan tarif, barulah sedikit jelas tuh tarifnya,
karena pengumuman mengenai tarif baru yang berlaku, biasanya ditempel di pintu
angkot atau jendela bus. Untuk menjaga biar kita nggak seperti orang bingung,
biasakan menyiapkan uang receh kecil Rp1.000,- , Rp2.000,- atau Rp5.000,-. Hal
ini untuk memudahkan uang kembalian bila Anda tidak tahu tarif yang harus
dibayarkan untuk jarak yang kita tempuh. Ketika akan sampai pada tujuan atau
pak kondektur menghampiri, bertanyalah mengenai tarif yang harus dibayar.
5) Ketika di dalam bus atau angkot, bertanyalah ke
kondektur atau supir agar tidak salah naik.
4.
Aktivitas Berkendaraan Menggunakan Sepeda Motor Sepeda motor adalah kendaraan
beroda dua yang digerakkan oleh sebuah mesin. Letak kedua roda sebaris lurus
dan pada kecepatan tinggi sepeda motor tetap stabil disebabkan oleh gaya
gigroskopis. Sedangkan pada kecepatan rendah, kestabilan atau keseimbangan
sepeda motor bergantung kepada pengaturan setang oleh pengendara. Penggunaan
sepeda motor di Indonesia sangat populer karena harganya yang relatif murah,
terjangkau untuk sebagian besar kalangan dan penggunaan bahan bakarnya serta
biaya operasionalnya cukup hemat.
a.
Cara berkendaraan motor yang baik
1)
Gunakan helem yang berstandar SNI dan jaket serta sarung tangan
2)
Perhatikan posisi duduk sebelum menjalankan kendaraan, dan pastikan Anda telah
berada pada posisi duduk yang benar dan senyaman mungkin. Posisi duduk pada
saat di atas motor yang benar adalah paha bagian dalam menjepit jok. Dengan
posisi duduk seperti ini maka kendaraan akan menjadi lebih stabil saat
dijalankan.
3)
Memperhatikan posisi tangan setelah memahami bagaimana posisi duduk yang baik
saat berada di atas motor, selanjutnya adalah memperhatikan posisi tangan.
Posisi tangan yang baik adalah posisi dengan keadaan menekuk 135 derajat.
Selain memberikan efek yang lebih stabil, posisi tangan seperti ini juga
memberikan efek meredam guncangan yang terjadi pada bahu saat motor berada pada
kondisi jalan yang kurang bagus.
4)
Perhatikan pandangan. Tips berkendara motor yang baik dan benar selanjutnya
adalah memperhatikan pandangan Anda saat berada di atas sepeda motor. Pandangan
yang baik adalah pandangan yang bisa melihat jalanan secara luas. Hindari
melihat dengan jarak pendek atau bagian depan bawah ban depan motor Anda.
5)
Teknik pengereman yang baik merupakan faktor utama keselamatan Anda saat
berkendara. Beberapa teknik pengereman motor yang benar adalah sebagai berikut.
a)
Selalu pastikan jari telunjuk tangan kanan Anda berada pada handle rem, jika
Anda menggunakan motor kopling, maka jari-jari pada tangan kiri Anda selalu
berada pada tuas kopling agar bisa menarik tuas dengan cepat pada saat
kendaraan mengerem.
b)
Fungsikan dengan maksimal kedua rem yang ada pada motor agar pengereman bisa
dilakukan dengan lebih stabil dan aman.
c)
Usahakan posisi duduk tetap tegak saat pengereman berlangsung.
6)
Letak dan posisi kaki Keadaan yang paling sering terjadi sekarang adalah kedua
kaki tetap berada di bawah pada saat kendaraan telah melaju. Hal ini sangat
berbahaya. Karena itu selalu posisikan kaki kanan Anda berada pada tuas rem
belakang sebelum kendaraan dijalankan maupun pada saat tengah berhenti.Itulah
beberapa tips cara berkendara yang baik dan aman untuk pengguna sepeda motor
(bikers).
b.
Beberapa kesalahan yang sering dan kerap dilakukan oleh para pengguna sepeda
motor.
1)
Apakah betul motor baru tidak boleh ngebut atau untuk berboncengan? Sebenarnya
mengendarai motor baru (baru beli dari dealer) boleh saja dipacu dengan
kecepatan tinggi asal tidak berlebihan dan 'ugal-ugalan'. Saat ini motor yang
dipasarkan adalah jenis motor 4 tak yang buat dengan tekhnologi tinggi dan
tidak dapat disamakan dengan motor lama yang masih 2 tak. Dalam hal ini yang
membedakan motor 2 tak dengan 4 tak pada masa percobaan adalah sistem
pelumasannya.
2)
Memanasi mesin terlalu lama. Perlakuan ini juga termasuk perlakuan yang salah.
Karena sebenarnya kita cukup melakukan pemanasan terhadap mesin selama 1-2
menit saja. Yang juga perlu diingat adalah ketika kita melakukan pemanasan
terhadap mesin, motor memerlukan bahan bakar untuk itu. Dengan demikian semakin
lama memanasi motor, semakin banyak pula bahan bakar yang terbuang. 3) Enggan
memeriksa sebelum berkendara. Pemeriksaan terhadap kendaraan sangat diperlukan,
seperti oli, bensin, lampu, sein, klakson, rem, dan ban.
4)
Membuka gas terlalu besar ketika menstarter motor. Kebiasaan seperti ini hanya
akan membuat mesin susah hidup karena campuran tidak stabil, yaitu udara banyak
bensin sedikit.
5)
Menekan tombol electric starter secara berulang. Hal ini merupakan tindakan
yang seharusnya tidak dilakukan. Setiap kali tombol starter ditekan, tidak
diperbolehkan lebih dari 5 detik. Apabila mesin belum juga hidup, hentikan penekanan
selama kurang lebih 5 detik. Kemudian ulangi kembali. Jika mesin tetap tak mau
hidup setelah 3-4 kali penekanan, gunakanlah kick starter agar kendaraan Anda
dapat hidup.
6)
Takut aki cepat habis, tak pernah memakai electric starter sekalipun. Perilaku
seperti ini contoh dari sekian sikap yang salah, karena starter merupakan alat
untuk menambah kenyamanan dalam berkendara. Selanjutnya apabila kita tidak
pernah memakai electric starter adalah elektronik yang behubungan dengan mesin
akan menjadi macet.
7)
Gas terbuka terlalu besar pada gigi 1. Ini contoh yang tidak boleh ditiru. Hal
ini dapat menyebabkan motor tersentak dan spontan melompat ke depan. Yang betul
ketika akan menjalankan motor adalah dengan menutup gas secara penuh kemudian
masuk pada transmisi pertama (gigi 1), selanjutnya menaikkan gas secara
perlahan.
8)
Kaki selalu menekan pedal rem. Hindari hal yang sama sekali tidak baik ini,
meskipun kebanyakan dari kita tidak sadar ketika berkendara kaki kita selalu
menekan pedal rem. Pedal rem yang terus tertekan selama berkendara akan
mengakibatkan kanvas rem manjadi cepat habis dan juga mesin merasa 'menderita'.
Bukan hanya rem dan mesin, kopling pun demikian karena juga akan sedikit
tertarik. Jika ini terus dibiarkan maka dapat mengakibatkan terjadinya 'slip'
di antara pelat kopling yang membuat motor tidak bertenaga dan kopling menjadi
aus.
9)
Menekan kopling saat melawati jalan berliku. Dengan menekan kopling pada saat
menikung dengan kecepatan tinggi, dapat menimbulkan bahaya karena kendaraan
akan menyelonong dan sulit dikendalikan. Hal ini diakibatkan karena jika kita
menekan kopling saat berkendara, kendaraan tak ubahnya seperti dalam keadaan
netral (0 = "nol"). Seharusnya ketika sedang berada di tikungan
adalah dengan mengurangi kecepatan, baik dengan pengereman maupun mengurangi
gigi.
10)
Anti pakai cuk ketika starter. Anggapan yang salah menstater memakai cuk sudah
tak baik lagi setelannya. Karena motor sekarang telah menggunakan teknologi
canggih dengan banyak udara bensin sedikit. Oleh karena itu cuk diperlukan
dengan catatan harus ditutup kembali setelah selesai menstarter dan motor telah
dalam keadaan hidup, hal ini bertujuan untuk menghemat bahan bakar. 11)
Mengendarai motor di jalan raya secara zig-zag.
12)
Menyerobot lampu merah atau berhenti melewati garis pemberhentian di lampu
merah. Saat pembelajaran dapat dilakukan pemberian skor untuk setiap peserta
didik , baik yang dilakukan sesama teman (peer assessment) atau diri sendiri
(self assessment), dengan aspek pengamatan
(1)
bekerja sama saat belajar
(2)
dapat mengemukakan pendapat,
(3)
dapat mengajukan pertanyaan,
(4)
dapat memberikan jawaban,
(5)
dapat menghargai pendapat teman, dan
(6)
bertanggung jawab
Sumber:
Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan / Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.-- . Edisi Revisi Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2018
0 Comments:
Post a Comment